Mike Corbin memecahkan rekor kecepatan melaju di darat dengan sepeda motor, mencapai 165,397 mph atau 266,18 kpj pada Agustus 1974. Tunggangan yang dibuat khusus itu pun dinamai ”Quicksilver” sebagai representasi dari si warna perak yang sangat cepat.
Mungkin kata Quicksilver kini masih banyak digunakan sebagai istilah lain, atau bahkan produk apparel. Tapi yang orang sudah banyak lupa adalah, nama inilah yang merupakan titik balik kebangkitan energi baterai. Si Perak melaju dengan energi listrik yang dihasilkan dari baterai silver-zinc, jauh sebelum lithium-ion lahir.
Sejarah
Jika mau menengok sejarah, Quicksliver mampu membuka mata banyak orang bahwa sebenarnya sepeda motor listrik sudah dikembangkan sejak lama, bukan hal baru. Dari sana, kemudian berkembang hingga saat ini sangat mudah ditemui kendaraan bertenaga listrik di negara-negara maju, termasuk sepeda motor.
Dalam perspektif si Perak, baterai silver-zinc saat itu sudah sangat canggih, dikembangkan oleh perusahaan elektrik bernama Yardney. Perusahaan ini pula yang menyuplai baterai serupa untuk NASA dalam beberapa misi luar angkasa. Mesinnya juga unik, terdiri dari dua starter motor dari pesawat tempur jet A-4 Fighter.
Berdasarkan itu, sudah bisa dibayangkan betapa mahal harga Quicksilver. Penggunaan baterai silver-zinc juga dikatakan sangat mahal jika dipakai untuk keperluan pribadi. Itulah sebabnya, teknologi ini tak pernah menyentuh kendaraan listrik. Penyimpanan tenaga sangat besar, tapi kelemahannya pada proses charge yang terbatas. Nilai minus itu semakin ditambah dengan penemuan teknologi lithium-ion.
Sejak pemecahan rekor itu, dalam dekade selanjutnya Corbin diketahui melanjutkan peruntungan dengan mengembangan industri jok, sementara Quicksilver saat ini masih beristirahat dengan tenang di Small Wonders Microcar Museum, Crystal Lake, Illionis, Amerika Serikat.
Mungkin kata Quicksilver kini masih banyak digunakan sebagai istilah lain, atau bahkan produk apparel. Tapi yang orang sudah banyak lupa adalah, nama inilah yang merupakan titik balik kebangkitan energi baterai. Si Perak melaju dengan energi listrik yang dihasilkan dari baterai silver-zinc, jauh sebelum lithium-ion lahir.
Sejarah
Jika mau menengok sejarah, Quicksliver mampu membuka mata banyak orang bahwa sebenarnya sepeda motor listrik sudah dikembangkan sejak lama, bukan hal baru. Dari sana, kemudian berkembang hingga saat ini sangat mudah ditemui kendaraan bertenaga listrik di negara-negara maju, termasuk sepeda motor.
Dalam perspektif si Perak, baterai silver-zinc saat itu sudah sangat canggih, dikembangkan oleh perusahaan elektrik bernama Yardney. Perusahaan ini pula yang menyuplai baterai serupa untuk NASA dalam beberapa misi luar angkasa. Mesinnya juga unik, terdiri dari dua starter motor dari pesawat tempur jet A-4 Fighter.
Berdasarkan itu, sudah bisa dibayangkan betapa mahal harga Quicksilver. Penggunaan baterai silver-zinc juga dikatakan sangat mahal jika dipakai untuk keperluan pribadi. Itulah sebabnya, teknologi ini tak pernah menyentuh kendaraan listrik. Penyimpanan tenaga sangat besar, tapi kelemahannya pada proses charge yang terbatas. Nilai minus itu semakin ditambah dengan penemuan teknologi lithium-ion.
Sejak pemecahan rekor itu, dalam dekade selanjutnya Corbin diketahui melanjutkan peruntungan dengan mengembangan industri jok, sementara Quicksilver saat ini masih beristirahat dengan tenang di Small Wonders Microcar Museum, Crystal Lake, Illionis, Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar